Kamis, Oktober 04, 2007

Bola Langit


Bola langit seperti gambar diatas ini, adalah sebuah bola raksasa imaginer disekeliling Bumi yang berisi semua benda langit, dimana bila kita keluar dari bola tersebut, Bumi hanya berupa titik dipusatnya. Benda-benda yang bertaburan dilangit, jaraknya terhadap Bumi tidak sama, ada yang 'lebih dekat' tentu banyak yang 'lebih jauh'. Karena 'dekat' & 'jauh' masih tak terbayangkan ukuran-nya, maka kita anggap benda-benda menempel di dinding bola.


Benda-benda dilangit semua bergerak dari Timur ke Barat karena perputaran Bumi pada porosnya. Lihat gambar berikut, poros perputaran Bumi digambarkan dengan garis vertikal. Dibagian dalam bola imaginer yang kita lihat ini ditorehkan garis-garis penolong imaginer yang mirip dengan garis Bujur dan Lintang di peta Bumi. Seperti juga Bumi di bola langit juga ada katulistiwa, kutub Utara & Selatan. Garis lintang yang sejajar dengan katulistiwa di Bumi, di bola langit disebut Declination (DEC) yang juga sejajar dengan katulistiwa bola langit. Garis Ekliptik adalah garis di dinding Bola langit dimana Matahari beredar sepanjang tahun.


Garis Bujur di Bumi diproyeksikan menjadi garis Right Acension (RA) di bola langit, yang seperti di Bumi gari Bujur menyatakan perbedaan waktu. Di Bumi garis Bujur dimulai dari Greenwich di Inggris, sedangkan di bola langit dimulai dari titik dimana lintasan Matahari memotong katulistiwa langit pada awal musim semi (sekitar tanggal 20 Maret), titik tersebut dinamakan Vernal Equinox.

Posisi benda langit dinyatakan oleh dua parameter DEC dan RA selanjutnya disebut koordinat Equatorial. DEC menunjukkan seberapa jauh dari katulistiwa langit (-0° s/d -90°) untuk di Selatan dan untuk daerah di Utara (+0° s/d +90°). Satuan yang digunakan untuk DEC adalah derajat(°), menit(‘) dan detik(“). Sedangkan RA menyatakan seberapa jauh benda tersebut dari Vernal Equinox ( 0h - 24h) kearah Timur. Satuan yang digunakan untuk RA adalah jam(h), menit(m) dan detik(s). Selama 24 jam atau dari 0h sampai dengan 24h menyatakan 1 lingkaran penuh, jadi 1h sama dengan 360°/24 = 15°. Dengan koordinat Equtorial tiap benda langit akan mempunyai alamat yang unik (berbeda satu dengan yang lain) tidak tergantung waktu dan tempat di Bumi.


Gambar diatas memperlihatkan lintasan benda langit untuk pengamat didaerah Katulistiwa (Indonesia, Malaysia, Brunei). Bidang coklat adalah horison pengamat, lintasan benda langit dengan DEC 0° akan terbit tepat di arah Timur dan tenggelam di arah Barat. Sedangkan yang mempunyai DEC lebih besar nol (disebelah Utara – pengamat menghadap ke Utara) akan terlihat terbit disebelah kanan dan tenggelam disebelah kiri. Sebaliknya untuk benda langit diarah Selatan (DEC minus – pengamat mengahadap ke Selatan) akan terbit disebelah kiri dan tenggelam disebelah kanan pengamat.

Koordinat Equatorial memang tidak mudah untuk dibayangkan karena garis-garis batasnya imajiner di langit. Tapi koordinat ini akan sangat berguna jika kita mengamati benda langit dengan menggunakan teleskop dengan dudukan yang bisa mengkuti putaran Bumi. Koordinat tersebut juga sangat presisi karena yang digunakan sebagai titik acuan adalah lintasan Bumi dan Matahari, yaitu suatu titik di bola langit dimana saat itu Matahari melintas tepat diatas katulistiwa pada bulan Maret (orang yang tinggal dibelahan Utara Bumi menyebutnya awal Musim Semi atau Vernal Equinox).

Koordinat Equatorial digunakan untuk menggambar peta benda-benda langit, terutama berguna untuk menentukan letak bintang-bintang yang sangat jauh dari Bumi, sedemikian jauh sehingga pergerakan bintang tersebut bisa dianggap tidak ada pada kurun puluhan tahun. Oleh sebab itu di peta langit hanya tercantum letak “bintang tetap” yaitu benda-benda langit yang pergerakannya “sangat lambat” bila dilihat dari Bumi. Untuk menunjukkan tempat di langit bagi benda langit yang “bergerak cepat” seperti Matahari, Planet, Bulan dan lain-lain selalu disertai tambahan data waktu. Contoh dari posisi bintang di peta langit dengan sistim koordinat Equatorial adalah sebagai berikut :

Bintang

RA

DEC

Sirius

6h 36m

-18°.7

Wega

18h 37m

+38°.8

Rigel

5h 15m

-8°.2

Peta bintang yang anda punyai akan bermanfaat jika anda tahu kapan suatu bintang dapat dilihat (lewat diatas horison pengamat). Karena bintang-bintang selalu bergerak sepanjang tahun seiring Bumi mengelilingi Matahari, maka diperlukan cara untuk menentukan saat yang tepat untuk pengamatan, pewaktu untuk bintang disebut waktu Bintang atau Sideral. Waktu Bintang atau Sideral ini bisa diperoleh dengan rumus tertentu dengan referensi waktu lokal dan posisi kita di bumi (Bujur & Lintang). Atau menggunakan peta bintang yang disebut “Langit Malam”. Langit Malam adalah sebuah peta bintang yang bisa menunjukkan posisi Bintang setiap waktu sepanjang tahun. Bersambung ke Peta Langit Malam

Tidak ada komentar: